28 Mei 2012, tengah malam yang belum bisa dikatakan larut, tiba-tiba
suatu ide yang kupikir cukup cemerlang, melintas di otakku. Bukan hanya
sekedar permisi numpang lewat, ide itu akhirnya aku cetuskan dan
realisasikan langsung pada keesokan harinya.
Membuka jasa penerbitan buku indie. Yah, usaha itulah yang berhasil
menggagahi alam pikiranku semalaman suntuk. Aku mulai memperhitungkan
untuk “berjudi” dengan membuka usaha tersebut, setelah aku mulai
merasakan jenuh dan lelah pada bisnis penjualan baju online yang 2 bulan
terakhir kugeluti. Aku mulai menggali potensiku, untuk menjadikan hobi
sebagai lahan bisnis.
Banyak orang yang heran dan merasa “wah” (baca: kagum) waktu tau kalo
mahasiswi rantau yang baru menjejak angka kepala dua ini bisa menekuni side job di luar jalur side job normal
yang biasa digeluti pelajar rantau lainnya. Tapi, kalo kamu tau
cara-caranya, aku yakin, kamu sendiri juga bisa seperti aku (bahkan
lebih).
Satu hal yang pasti, membuka penerbitan buku indie TIDAK HARUS PUNYA
KANTOR. Yaph, betul. Karena aku sendiri sudah membuktikan, ruang kamar
kost-ku yang cuma berlahan 3×3 meter ini, ternyata mampu menyangga
tubuhku selama hampir 24 jam guna melakoni usaha penerbitan buku indie.
Dari mulai penggarapan naskah, hingga pengiriman paket buku yang sudah
dipesan.
Memahami maknanya terlebih dahulu, penerbit indie (mandiri) adalah
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku, yang
keseluruhan modalnya berasal dari kantong sendiri. Mulai dari kerangka,
hingga sebuah naskah dapat berubah wujud menjadi sebuah buku yang manis
dan bisa dinikmati oleh pembaca.
Apa aja, sih, yang diperlukan untuk bisa membuat sebuah usaha penerbitan buku indie?
1. Membuat Nama dan Logo Penerbit
Jangan asal dalam membuat nama untuk penerbitan indie, karena nama dan logo juga bisa menjadi brand
yang cukup berpengaruh dalam nilai jual penerbitan tersebut. Buat nama
yang unik, yang sekiranya bisa menimbulkan penasaran di benak pemirsa,
tapi juga mudah melekat di ingatan. Begitu juga dengan logo. Buat yang
sekiranya nggak biasa dan bernilai historis. Coba bayangkan, bagaimana
penilaian konsumen, saat melihat logo sebuah penerbitan yang terkesan
biasa saja dan pasaran? Bisa dipastikan, jika mereka konsumen yang
cerdas, akan cukup meragukan kemampuan si penerbit tersebut. Lha, buat design logo-nya sendiri aja nggak memikat, gimana bisa men-design cover buku dan menarik minat banyak pembeli?
Aku pribadi, memakai nama PENERBIT HARFEEY untuk nama penerbitan buku indie yang kutekuni. Harfeey sendiri berasal dari singkatan nama kedua orangtuaku, Harja dan Shofeeyah.
Dengan harapan, agar usaha yang tengah kurintis ini bisa mendulang
sukses berkat barokah dari beliau berdua. Tentang logo, yang bisa
dilihat pada foto di atas, kebetulan yang membuat design-nya
adalah adikku sendiri. Makna dari logo tersebut ialah, gambar buku
sebagai simbol bahwa kami bergerak dalam bidang penerbitan buku, tulisan
huruf “H” dan “F” di dalam kertas buku yang terbuka melambangkan ayah
dan ibu sebagai dua orang berkedudukan tertinggi dalam keluarga, dan 7
bulatan yang merangkai nama HARFEEY dari warna biru
paling tua hingga paling muda menggambarkan 7 bersaudara yang dimulai
dari anak tertua hingga yang paling muda, dan makna 7 bulatan itu yang
melingkar keluar, lalu menyatu lagi ke dalam buku yang juga kami
ibaratkan sebagai rumah yang di dalamnya terdapat orangtua, adalah bahwa
kami, ketujuh bersaudara ini, gemar merantau ke luar daerah, namun pada
akhirnya akan tetap bersatu juga di dalam rumah tercinta. Cukup
memiliki nilai sejarah, kan? :)
2. Modal dana UTAMA just Rp500.000,-
Nggak besar juga, kan, ternyata modal utamanya? Tapi hati-hati, modal
utama yang dijadikan sebagai biaya untuk pembuatan akta notaris (badan
hukum) ini tidak seragam tarifnya. Pernah sharing sama beberapa
teman yang juga duluan bikin penerbitan buku indie, ternyata mereka
harus merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk membuat perusahaannya
tersebut sah dan legal di mata hukum. Nggak tanggung-tanggung, tarifnya
dari Rp1.500.000,- s/d Rp6.000.000,-. Wow!
Memang yang mereka dapatkan itu bukan sekedar akta notarisnya aja, tapi,
katanya, juga ada NPWP perusahaan, dll-nya juga. Padahal, sih, paling
itu cuma akal-akalan oknum atau petugasnya aja, deh! :) Selain karena
sebenarnya pengurusan surat NPWP (surat wajib pajak) itu gratis alias
nggak berbayar, juga untuk jenis usaha penerbitan indie yang statusnya
masih berupa perusahaan skala kecil berbentuk CV, pajak itu tidak
menjadi suatu kewajiban, kecuali zakat penghasilan, tentunya bagi yang
beragama muslim.
Kegunaan dari membuat akta notaris untuk penerbitan indie selain agar
terlepas dari jerat penerbit abal-abal alias illegal, adalah dalam
memudahkan proses penerbitan buku. Sebuah buku, walaupun juga nggak
wajib, tapi umumnya harus memiliki ISBN (International Standard Book Number),
semacam sidik jari khusus pada setiap buku. Guna dari ISBN tersebut
adalah di antaranya agar bukumu diakui secara internasional dan
tersimpan dalam arsip perpustakaan nasional hingga limapuluh tahun ke
depan. Dan hanya perusahaan yang sudah berbadan hukumlah yang permintaan
pengajuan ISBN-nya akan dilayani oleh pihak pembuat jasa ISBN, yakni
Perpustakaan Nasional.
Sementara untuk kelengkapan dokument-nya sendiri nggak cukup rumit.
selain uang pembayaran, juga diperlukan foto copy KTP 2 orang, yang
nantinya akan bertindak sebagai Direktur Utama dan Vision Comanditer
perusahaan. Proses selengkapnya bisa langsung ditanyakan pada pihak
kantor notarisnya sendiri
3. Menguasai Tekhnik-tekhnik Dasar Penerbitan Buku
Tekhnik-tekhnik dasar tersebut bisa mencakup editing, layout isi, dan design cover. Kebetulan, sebagai penulis aku cukup paham dalam tekhnik editing dan layout naskah, jadi nggak perlu dana buat bayar orang untuk menggarap bagian itu. Sedangkan design cover, Alhamdulillah-nya, ternyata adikku juga bisa membuat design yang sangat bagus. Alhasil, aku bisa meminimalisir dana untuk design cover, karena bisa membelinya dengan harga “sodara” :D.
Buat teman-teman yang mungkin nggak punya sodara atau kenalan dekat yang bisa design cover, bisa juga meminta jasa para pen-design pemula yang umumnya juga mematok harga sekitar Rp120.000,- s/d Rp150.000,-. Sedangkan untuk layout-nya sendiri, paling murah Rp200.000,-, dan editing naskah
sekitar Rp3.000,- s/d Rp6.000,- perhalaman A4, spasi 1,5. Itu semua
tarif untuk pemula, loh. Kalo profesional, jelas beda lagi kastanya. :)
Cukup mahal, ya? Makanya, mendingan belajar sendiri sedikit demi
sedikit, bisa juga secara otodidak, agar bisa meminimalisir ongkos
produksi.
4. Mengurus ISBN
Setelah buku siap dicetak, seperti yang sudah dijelaskan di nomor 2,
kita perlu untuk mengurus nomor ISBN, yang umumnya nanti akan
dicantumkan di cover bagian belakang, lengkap dengan design barcode-nya yang bisa kita buat sendiri menggunakan aplikasi corel draw, atau secara online di http://www.terryburton.co.uk/barcodewriter/generator/.
Nah, untuk mengajukan permintaan nomor ISBN-nya itu sendiri, kita bisa
mulai dengan menyiapkan berbagai kelengkapannya, dan mengirimkan lewat faks ke
kantor Perpustakaan Nasional bagian pelayanan ISBN. Biasanya proses
pelayanan cukup cepat, nggak sampe memakan waktu sehari. Cuma sekitar
1-2 jam setelah pengiriman faks, balasan tentang nomor ISBN
bisa langsung diterima. Info selengkapnya bisa dilihat dengan membuka
link ini http://www.pnri.go.id/LayananISBN.aspx.
5. Memilih Percetakan
Setelah semua tahap pra terbit selesai (editing, layout, design cover, ISBN), sekarang waktunya buat mencari percetakan yang cocok untuk mencetak buku tersebut. Hunting
percetakan tentu bukan perkara yang sepele juga, karena bisa berimbas
ke harga jual buku nantinya. Tapi jangan asal comot percetakan yang
banting harga juga, sih. Yang penting kita lihat dulu kualitas
cetakannya seperti apa.
Untuk meminimalisir pembayaran dari kantong pribadi dalam membayar biaya
cetak yang juga nggak murah, caranya, waktu buku sudah siap dilempar ke
percetakan (dan tentunya di sini kamu sudah bisa memperhitungkan harga
jual buku), bikin woro-woro tentang pre order, alias pembelian
buku pra terbit. Tentunya dengan diskon beberapa persen (umumnya
15-20%), biar orang-orang tertarik untuk melakukan pre order. Nah, dari uang hasil pre order itu bisa kamu gunakan untuk menambah kekurangan ongkos cetak bukunya. :)
Hal yang jangan sampe dilupakan, cari percetakan yang menerima cetak buku dengan sistem POD (Print on Demand), alias cetak berkala. Jangan berani-berani untuk langsung cetak masal ratusan bahkan sampe ribuan eksemplar, karena seperti yang sudah dibahas sebelumnya, penjualan by online itu nggak tentu. Jadi lebih aman melakukan cetak sesuai pesanan saja. Misal, cuma antara 10-50 eksemplar dulu untuk cetakan pertama, dan bisa dicetak ulang kalo ada lagi yang membeli, begitu seterusnya.
6. Menentukan Harga Buku
Ini tahapan yang lumayan bikin dilema, terutama bagi penerbit indie yang
sering terbentur sama masalah harga ongkos kirim juga. Kalo mau merujuk
sama hitungan rumus normal untuk penentuan nilai harga jual adalah
Biaya cetak : jumlah eksemplar cetak x 5 = Harga buku. Tapi, justru
jatuhnya sering terlalu mahal, apalagi kalo dijual cuma by online.
Bisa-bisa orang sudah lari terbirit-birit waktu baru baca kolom
harganya aja. Terserah kitalah intinya, sih, mau pasang tarif jual
berapa, tapi yang sekiranya realistis dan sesuai dengan kantong para
target pasar. Prinsipku, ambil untung secukupnya aja (baca: nggak
banyak), asal laris. Daripada ambil untung banyak, tapi yang beli cuma
1-2.
7. Strategi Pemasaran
Ini yang menurtku menjadi yang terpenting. Kamu harus pandai membuka peluang pasar, bukan sekedar mencari. Terlebih jika basic-nya
sudah penulis (seperti aku :P) akan jauh lebih memudahkan lagi, karena
sedikit banyak sudah paham tentang apa yang terjadi di dunia
kepenulisan. Kebetulan, aku lebih fokus pada dunia penulisan di situs
jejaring sosial facebook, yang mana sudah sangat mewabah.
Banyak grup-grup kepenulisan yang juga mengadakan event-event lomba
menulis yang nantinya naskah tersebut diterbitkan secara indie
(mandiri).
Dari situ, aku pribadi mulai memanfaatkan maraknya event kepenulisan online
untuk melebarkan sayap perusahaan baruku ini. Sekedar untuk
memperkenalkan pada teman-teman lain. Aku mulai mengadakan berbagai
macam event kepenulisan yang mengangkat tema yang sekiranya dapat diminati bukan hanya ketika berwujud event
lombanya saja, tetapi saat telah menjadi buku cantik yang siap
dipasarkan. Jujur, keuntungan untuk sekedar balik modal jauh lebih cepat
diraih dari penerbitan buku antologi (keroyokan dari banyak penulis)
yang diadakan lewat event lomba tersebut, ketimbang dari
menerbitkan buku karya perorangan. Karena yang berminat membeli dan
mempromosikannya juga jauh lebih banyak.
Nggak sampe di situ, masih ada perjuangan lainnya, yakni memasarkan
buku. Karena nggak mungkin, kan, kita sudah merasa puas hanya dengan
sekedar bisa melihat wujud nyata dari lembaran naskah yang selama ini
kita tulis, dalam bentuk buku. Tentunya setiap penulis menginginkan agar
bukunya tersebut bisa dinikmati oleh khalayak, dan laku dipasaran.
Sebagai penerbit indie yang hanya memasarkan buku-buku terbitan lewat media online,
aku paham betul kendala memasarkannya. Mulai dari kurang menjamah
banyak kalangan, hingga masalah ongkos kirim barang yang tidak jarang
menjadi perhitungan kebanyakan pembeli untuk memilih berbelanja online.
Maka dari itu, aku memutar otak agar buku-buku hasil terbitanku tidak
hanya mengeram menjadi penghuni tumpukkan kardus di pojok kamar kost-ku,
dengan cara (lagi-lagi) membuat event lomba, yang mengharuskan setiap pesertanya untuk memiliki buku-bukuku tersebut, dan begitu seterusnya. :)
***
Oke, cukup sekian dulu ulasan tentang cara membuka usaha penerbitan buku
indie bagi pemula dariku. Semoga bisa diambil manfaatnya. :)
Berikut sedikit profil tentang penerbitan buku indie milikku :
Nama : CV Penerbit Harfeey
Berdiri : 28 Mei 2012
Direktur Utama : Zamiatul Laely Harfeeyah
Wakil Direktur : Mohammad Haririe Harfeey
Vision Comanditer : Anas Syafiq Darmawan
Alamat : Jln. Cimanuk No. 264 Ds. Jatitengah Kec. Jatitujuh Kab. Majalengka Jawa Barat 45458
Office : Sleman - Yogyakarta
No. HP : 081904162092
FB : Penerbit Harfeey
Sumpah keren Bolin,,,
BalasHapuskalo ada penghargaan "Kartini Awards", pasti kamu bakal mendapat penghargaan itu.
Ada banyak, kok. Tapi aku gak dapet tuh. :O
BalasHapusmba aku tertarik banget bikin penerbitan juga... boleh nanya-nanya ga?? *semoga nggak keberatan dan merasa saingan ya :)
BalasHapus1. Buku terbitan indie itu boleh nggak sih masuk toko buku? yang notabene nya penerbit indie kan baru punya NPWP pribadi dan belum berbadan hukum? Apa karena alasan itu ya, makanya nggak boleh?
2. Boleh tau nggak mba, kan mba udah hampir setahun neh merintis penerbitan indie, nggak minat ningkatin jadi penerbit mayor?
makasih, semoga berkenan membalasnya :)
Kyaaa~ kalo takut ada saingan, gak bakal sayaa posting ini diberbagai media online. -_-
BalasHapusLoh, kata siapa penerbit indie gak berbadan hukum? di post ini juga sudah dijelaskan scara membuat CV badan hukum.
Untuk menjawab lebih lengkapnya saya kasih link tulisan terbaru saya aja, ya.
http://www.bonekalilin.com/2013/07/tidak-ingin-harfeey-jadi-penerbit-major.html
mb, boleh nanya2 soal "membuka usaha penerbitan?"
BalasHapusMau tanya nih mba
BalasHapusUntuk bikin akta cv itu kita cuma ke kantor notaris aja kan? Gak ke mana2 lagi? Ga perlu ke pengadilan, kelurahan, atau kecamatan? Saya kan cuma butuh akta cv.
tolong segera dibalas ya mba
Mba tambah pertanyaan nih.
BalasHapusKalau mengajukan pembuatan isbn lewat email itu kan disyaratkan surat permohoanan berstempel. Maksudnya berstempel ini desain logo kita dalam bentuk digital atau gimana? mohon dibalas mba. jangan lama-lama.
Seorang Penulis yang udah punya karakter kuat dalam karyanya, ga akan takut tersaingi, saya yakin itu. Oke mba salam sukses ya. Trims
BalasHapusperhatian :::::
BalasHapusKami adalah bersertifikat, dapat dipercaya, handal, efisien,
dinamis dan cepat handal, bekerja sama pemodal untuk real estate dan segala jenis pembiayaan usaha
kami mengeluarkan pinjaman jangka panjang
Jumlah pinjaman maksimum kita meminjamkan adalah 50.000.000.000.
Kami menawarkan jenis pinjaman dan banyak lagi:
Pinjaman Pribadi (pinjaman tanpa jaminan)
Kredit Usaha (pinjaman tanpa jaminan)
Pinjaman Konsolidasi
Kombinasi kredit
Perbaikan Rumah
Silakan, jika Anda suka dan minat dalam penawaran keuangan kami,
Silahkan hubungi kami
melalui e-mail zenithloanlimited@gmail.com
Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan,
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan jumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memesan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui E-mail (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.