Sabtu, 18 Oktober 2014

Titik Jenuh

Udah lama gak update status tentang sharing di FB ini, ya. Kemaren riweuh sama orderan dan cetak buku aja. Kebetulan sekarang bisa dibilang lagi hari tenang sampe masa selesai cetak nanti, saya mau sedikit sharing tentang rasa jenuh.

Setiap orang pasti sering atau minimal pernah merasakan yang namanya jenuh, dalam dan/atau untuk hal apa pun. Termasuk saya pada Penerbit Harfeey. Beberapa kali saya pernah mendiamkan semua sms/misscall yang masuk padahal itu bukan hari Minggu (hari yang saya tegaskan sebagai satu dari tujuh hari di mana saya jangan mengurusi apa pun tentang Harfeey, walau pada prakteknya saya sering kendor pertahanan juga kalo melihat tumpukan kerjaan). Beberapa kali juga saya mengganti ringtone sms untuk mengakali kejenuhan saya akan banyaknya sms; mulai dari orderan buku, tanya-tanya penerbitan, konfirmasi pembayaran, komplain, dlsb. Karena mustahil kalo saya melarang mereka untuk sms, itu sudah menjadi resiko saya yang berniaga nontatap-muka. Tapi saya juga tidak mau mengabaikan kondisi hati dan pikiran hanya demi pundi-pundi mata uang.

Harfeey yang menurut barometer anak bawang seperti saya sudah menjadi bidang usaha yang terbilang sukses, tidak lantas menjadikan saya selalu merasa nyaman dengan semua tentangnya. Alhamdulillah, dari semenjak berdiri hingga saat ini, saya tidak pernah merasa ada masalah dengan pemasukan di Harfeey. Besar-kecilnya tetap tidak pernah saya besar-besarkan untuk diambil pusing, terlebih saya typikal orang yang tidak begitu royal soal pengeluaran. Namun tetap saja, rasa jenuh selalu datang tiap kali serangan kerjaan menumpuk itu tiba. Untuk soal desain cover, saya memang masih bisa dibantu adik saya walau sebagian besarnya juga saya kerjakan sendiri dengan alasan idealisme. Soal packing dan pengiriman paket pun masih bisa dibantu seorang teman, apalagi sekarang juga ada adik saya di Jogja. Tapi untuk urusan hal-hal teknis lainnya semacam proses penerbitan, promosi, respon sms/inbox, proses cetak, dlsb-nya saya lakukan sendiri. Untuk hal-hal seperti itu, yang hanya saya sendiri yang paham bagaimana jalannya, sangat sulit kalau harus meminta bantuan orang lain. Terlebih saya typikal orang yang cukup idealis.

Apa yang biasanya saya lakukan saat dilanda jenuh? Ada 3 hal; pertama, membeli banyak camilan dan menggasaknya di kost sambil nonton TV atau baca buku yang saya suka, dengan mengabaikan atau bahkan menonaktifkan HP dan tidak membuka akun Harfeey sama sekali. Kedua, berjalan-jalan ke tempat tenang yang memiliki view pemandangan alam, tapi minimal saya harus ditemani oleh seorang kawan. Karena akan sangat aneh rasanya kalo saya pergi dan merenung di tempat sepi sendirian, salah-salah saya disangka lagi depresi dan tinggal menghitung detik untuk bunuh diri. Dengan ditemani seseorang, walaupun nantinya kami saling diam, setidaknya saya tak begitu nampak "menyedihkan". Ketiga, pergi ke pusat keramaian seorang diri, dan biasanya saya lakukan dengan berjalan kaki. Percaya atau tidak, saya sering melakukan hal ini, berjalan kaki pulang-pergi dari kost saya di daerah Demangan Kidul (dekat XXI) menuju Mall Amplaz. Beberapa kali juga saya pernah pulang atau pergi ke atau dari kost menuju kawasan Malioboro dengan mengambil rute normal. Di tempat ramai itu, saya biasa memerhatikan orang-orang yang lalu lalang. Melihat "Mbak" yang menggendong balita di pinggang dengan tumpukan plastik belanjaan majikannya di tangan, saya berpikir apa yang kira-kira ada di benak saya jika saya di posisi dia, berpikir sebegitu sulitnya orang lain demi menjemput rejeki. Dan masih banyak lagi hal-hal yang mungkin terlihat sepele tapi bisa menjadi pelipur sejenak rasa jenuh saya, dan akhirnya bisa menghasilkan rasa fresh penuh syukur.

Salah satu motto saya juga, hidup sudah menyuguhkan banyak tantangan kesulitan yang harus kita selesaikan, jadi jangan mengurusi hal-hal tak penting yang berpotensi membuat susah, yang padahal sangat bisa kita enyahkan. Misalnya saat ada orang yang sms dengan caci-maki tanpa bisa lagi dijelaskan duduk permasalahnnya dengan cara santun, daripada saya terus ikut tersulut, saya akan lebih memilih untuk mengabaikannya. kebetulan HP jadul saya punya menu blokir nomor, itu sangat membantu agar jenuh/stress saya sedikit terjaga kestabilannya.

Di facebook pun begitu, kadang-kadang saya sering melihat orang yang sudah jelas antara satu dan lainnya saling tidak suka, tapi masih juga mempertahankan masing-masingnya untuk ada di friendlist. Bilangnya benci, tapi sangat rajin stalking. Itu kan aneh, cari penyakit namanya. Kalo saya, baik di FB Harfeey maupun FB pribadi, saat sudah merasa tidak nyaman dengan akun tersebut, saya akan langsung memblokirnya dari akun Harfeey, selesai perkara. Kecuali untuk FB pribadi, itu lebih ribet lagi. Saya cukup selektif mengonfirmasi atau bahkan mempertahankan friendlist. Jujur saja, saya tidak nyaman kalo ada orang yang punya kepentingan dengan Harfeey tapi ingin masuk list FB pribadi saya juga. Karena saya sadar betul, saya paling tidak bisa yang namanya pencitraan. Berpura-pura mencitrakan kalo saya seseorang yang harus selalu punya tindak-tanduk teratur seperti yang sering tercermin di status Harfeey, padahal faktanya saya sama seperti pengguna facebook lainnya; yang mayoritas suka membagikan sesuatu yang penting hanya menurut dirinya sendiri.

Di FB Harfeey, saya tidak mempermasalahkan jenis kelamin, nama alay, ketikan alay, dlsb-nya dalam mengonfirmasi pertemanan. Selama space masih ada, pasti saya konfirmasi (tapi kebetulan sekarang sudah full 5 ribu, dan hanya bisa untuk di-follow). Lain halnya dengan di FB pribadi. Hal-hal yang saya sebutkan tadi jelas jadi pertimbangan. Mungkin ada di antara teman-teman FB ini yang juga meng-add FB pribadi saya tapi tidak dikonfirmasi juga sampe sekarang, padahal friendlist saya masih 2 ribuan (jauh lebih banyak followers saya ketimbang friendlist). Atau sudah berbilang bulan/tahun sejak nge-add dan baru dikonfirmasi. Atau juga harus meminta secara personal untuk dikonfirmasi. Serius, sebenernya bukan karena saya sombong atau merasa sok begini-begitu makanya pilih-pilih teman, itu semua justru karena itu tadi, saya merasa semua yang saya post di FB pribadi itu hanya penting menurut diri saya sendiri. Jadi gak ada manfaatnya sama sekali buat orang lain yang berharap bisa menemukan sesuatu dari postingan orang-biasa-pada-umumnya. Hingga akhirnya hal-hal yang membuat saya jenuh mengemban label sebagai pemilik penerbitan buku indie pun, tak jarang saya dapatkan dari orang-orang yang atas dasar keinginannya sendiri meng-add akun pribadi saya yang tak penting.

Pada event awal Harfeey, saya memang pernah mensyaratkan untuk meng-add akun pribadi saya atas dasar kepraktisan penyebaran informasi. Tapi kemudian itu saya hilangkan di event-event selanjutnya, saya ganti dengan hanya me-like fanpage saya, setelah ada seseorang yang bahkan saya konfirmasi sebagai teman FB pun tidak (alias dia follow FB saya sendiri), yang mengait-ngaitkan antara postingan tak penting saya sebagai saya pribadi dengan label saya sebagai pemilik penerbit indie. Kadang-kadang memang hanya ada sedikit orang yang bisa membedakan mana urusan pribadi dan kerjaan. Jika memang memiliki Harfeey lantas harus mengubah saya menjadi orang lain yang mengekang diri saya sendiri, memaksa saya untuk mencitrakan diri sebagai orang yang sesuai dengan apa-kata-dan-mau-orang-lain, lebih baik saya jadi pengangguran yang merdeka saja.

Itulah sebab yang pada akhirnya saya sangat ketat menyeleksi friendlist. Orang yang jelas-jelas menampilkan ketidaksukaannya dengan post2 di FB saya akan saya remove kalau berteman dan blokir kalau dia hanya followers, karena saya malas mengganggu dia dengan post tidak penting saya tapi anehnya masih dia follow juga. Orang yang tidak saya kenal dan saya merasa tidak punya kepentingan apa-apa dengan dia pun biasanya saya remove. Akun dengan nama dan/atau ketikan alay juga saya remove, kecuali untuk orang yang dengan alasan tertentu tidak memungkinkan saya untuk me-remove-nya, biasanya saya hanya meng-hide akunnya. Entahlah, target saya memang hanya ingin punya di bawah 2 ribu friendlist saja, padahal dulu akun saya beberapa kali mengalami full friendlist (yang sebagian besar isinya adalah orang-orang yang tidak saya kenal, tidak kenal saya, dan tidak punya kepentingan dan ketertarikan untuk saling mengenal).

Saya sering berpikir, alangkah menyenangkannya jika saya bisa mengatur hidup saya seperti saya mengatur akun facebook saya. Saya bisa memilah-milih siapa saja yang boleh ada di kehidupan saya (friendlist), siapa yang bisa masuk tetapi dengan batasan izin dari saya (followers), dan siapa yang benar-benar ingin dienyahkan (blokir). Tapi saya tau itu mustahil dan bisa merusak keseruan hidup. Tapi, selagi kita masih punya kuasa untuk mengatur hal-hal yang penting atau tidak bagi diri kita di akun sosial media dan HP, kenapa tidak kita gunakan untuk mengurangi kadar jenuh dan stress?

Ya ampun, ini panjang bangeeet, ya. Hahaha. Gak 'papa, mau saya posting di blog juga soalnya, lama gak update. Akhirulqalam, sesibuk apa pun kita dalam menunaikan kewajiban terhadap pemenuhan akan hak-hak orang lain, jangan sampai kita mengorbankan hak-hak kita sendiri. Refreshing itu perlu, meghilangkan jenuh itu penting, karena jika tidak diatasi dengan baik, mustahil kita bisa memberikan hal yang maksimal bagi orang lain. Abaikan segala rupa yang tak ada manfaatnya untuk kita, tetap berjalan di jalur yang menurut kita baik dan tidak merugikan orang lain (kecuali pendengki). Saya dan kamu punya ukuran baju masing-masing, dan tidak bisa saling memaksakan untuk bertukar baju padahal jelas size kita berbeda.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Tarif MURAH Mencetak Buku (Boleh Diadu) :P

Salam. Kami dari CV Harfeey ingin menawarkan kerjasama cetak buku POD pada penerbit. Yang membedakan cetak di kami dengan di tempat lain adalah, kami menerima cetak minimal 100 buku dengan judul campur. Dengan kata lain, dalam 100 buku itu boleh terdapat lebih dari 1 judul buku dengan jumlah halaman yang tidak terbatas. Misal, penerbit ingin mencetak judul A dengan jumlah halaman 150 sebanyak 10 buku, judul B 120 halaman sebanyak 50 buku, dst sampai minimal 100 buku. Asalkan ukuran bukunya sama, yakni A5. Untuk tarifnya pun cukup terjangkau dan hitungannya perhalaman. Jenis kertas cover ivory 260 gr, laminasi glossy/doff, kertas isi bookpaper 70 gr, binding lem panas.

Cetak 100 - 200 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp6.000,-/eksemplar
- Isi: Rp60,-/halaman

Cetak 201 - 300 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp5.800,-/eksemplar
- Isi: Rp58,-/halaman

Cetak 301 - 400 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp5.500,-/eksemplar
- Isi: Rp55,-/halaman

Cetak 401 - 500 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp5.000,-/eksemplar
- Isi: Rp50,-/halaman

Cetak >501 eksemplar
Bisa nego langsung! :)
Untuk menghemat ongkos kirim, kami juga bersedia membantu penerbit untuk mengirimkan pesanan buku-buku yang mungkin sebelumnya sudah di-pre order yang akan kami kirimkan dari Jogja ke masing-masing alamat para pengorder. Untuk jasa pengiriman ini kami kenakan tarif Rp50.000,- saja persekali periode pengiriman. Tarif tersebut sudah mencakup biaya pembungkus, lakban, jasa bungkus, dan jasa kirim. Namun jika sudah selesai kirim untuk pesanan pre order, kami tidak menerima jasa dropship. Dengan kata lain, sisa buku akan dikirim ke alamat penerbit dengan ongkos kirim ditanggung penerbit (boleh menggunakan ekspedisi apa pun yang sekiranya dianggap paling terjangkau).
Demikin penawaran dari kami. Jika berminat, silakan penerbit menghubungi via sms 087773000454 atau pin BB 7D0FCF1D (Ari Harfeey). Terima kasih dan kami tunggu responnya. Wassalam.

*PS: Kami juga menyediakan jasa pembuatan logo & desain cover keren + berkualitas dengan tarif 150 ribu/desain

DISTRO PENULIS; Cetak Kaos Satuan & Partai

HOLA! Kami dari Distro Penulis selain menyediakan kaos-kaos bertema kepenulisan dan kaos dengan desain keren lainnya, juga membuka jasa SABLON KAOS SATUAN. Bisa banget buat kamu yang mau punya kaos dengan desain non-mainstream kreasi sendiri, kaos couple, kaos komunitas, dll. Oke, monggo disimak list harga sablon yang juga sudah termasuk kaos dengan bahan cotton combat (ada diskon untuk pembelian partai besar):
Silakan diorder! :D Kami juga menyediakan jasa desain dengan tarif yang disesuaikan tergantung tingkat kesulitannya. Thank you. :)
© Born to be "Antagonis" 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis