Sabtu, 31 Januari 2015

If I Can't with You

Aku tau Tuhan gak mungkin selalu memberi apa yang kita mau, tapi Tuhan pasti memberi apa yang terbaik untuk kita butuhkan. Tapi sampe sekarang--seenggaknya--yang aku mau itu kamu, yang aku rasa terbaik juga ada di dirimu.

Kata banyak kalangan di keluargaku (oke, aku udah siap-siap untuk kamu teriaki sambil ngakak kalo mereka lagi pitnah), aku ini cantik dan cerdas. Aku bisa dapetin cowok tampan nan mapan dari keluarga yang duit recehannya aja gambar Soekarno. Tapi gak tau kenapa, dari dulu aku punya prinsip mau cari laki yang mau diajak berjuang sama-sama dari nol. Gregetanya lebih dapet kalo kita bisa mencapai sesuatu dari perahan keringat sendiri, apalagi kalo hal itu dilakuin bareng pasangan hidup--halfsoul.

Dan dari yang aku liat, meski kamu masih gak jarang ngadat plus angot-angotan, sebenernya kamu terbilang cowok yang mau kerja. Mungkin lingkunganmu aja yang selama ini kurang mendukung buat work hard dan mandiri dari muda. Tapi pas aku ajak ke arah sana, sejauh ini usahamu lumayan oke. 

Sampe detik ini, yang jadi partner konsep untuk masa depanku itu cuma--dan masih--kamu. Mungkin agak aneh waktu aku ngasih respon ke temen waktu dia bilang kalo di sikon yang udah "begini" (u know lah), pasti aku ngerasa males buat ngarah ke pelaminan. Jelas aja langsung aku serobot kalo selama ini justru aku yang ngebet (aih, bahasanya apa banget -_-). Bahkan aku udah punya banyak rencana mulai dari konsep foto pre-wedd, pelaminan, kostum nikah, type rumah, jenis usaha, jumlah dan sampe nama anak xD. Sengaja aku gak (atau jarang) libatin kamu yang seleranya sering payah (sekalinya aku mintain pendapat malah cuma berpotensi ngerusak konsepku aja).

So, aku gak bisa bayangin gimana jadinya kalo cowok yang selalu aku konsep buat jadi teman hidup itu ternyata gak bisa sama-sama aku. Ooo... ngubah atau malah ngerombak total konsep dari awal itu gak mudah, terlebih aku juga gak mau (silakan push-up hidung). My future husband itu kamu, dengan segala kurang dan sedikit lebihnya (HA-HA-HA!). Aku udah bisa bayangin gimana hancur minahnya (baca: seru) rumah tangga kita besok. :P 

Gak keitung--dan aku sendiri sampe lupa--berapa kali aku merintah (tetep jaga harga diri xD) kamu buat nikahin aku, tapi sampe sekarang kamu masih tarsok-tarsok mulu. Katamu nikah itu bukan cuma urusan seru. Well, aku tau kamu masih mau nunggu sampe punya finansial yang jelas, dan terutama kamu masih mau bebas MAIN! Terlebih di keluargamu gak terbiasa nikah muda (menurutmu nikah di bawah umur 25-an itu muda), sementara di keluargaku mayoritas anak cewek nikah sebelum atau awal 20-an. Kamu suka rapi, sementara aku sering berantakan. Aku cantik sementara kamu biasa aja. Dan sebagainya dan lain-lainnya. Look at this, betapa bertentangannya kita dalam banyak hal.

Tapi aku selalu berusaha untuk yakin dan percaya, yang kumau bisa selaras dengan yang diberi Tuhan. Aku ingin kamu yang menginginkanku. Aku harap bisa mewujudkan harapan besarmu untuk menjadikan aku satu-satunya wanita untuk kamu ajak bersanding hingga surga (aamiin). xD

3 tahun: kita bersama karena kita tak sama. :))

Senin, 26 Januari 2015

Pameo "Pembeli Adalah Raja" Masihkah Relevan?

computerworld
Pameo pembeli adalah raja rasanya sudah gak relevan lagi. Kalopun masih ada yang mengiblatinya, mungkin itu cuma sebagian kecil saja. Zaman sekarang penjual bisa merangkap jadi pembeli dan begitu sebaliknya. Jadi, populasi antara penjual dan pembeli nyaris sama. So, we are a partner. Pembeli dan penjual sama-sama saling membutuhkan. Penjual memiliki kelebihan produk atau jasa dan dia butuh uang, pembeli memiliki kelebihan uang dan dia butuh produk/jasa. Singkatnya ini semacam barter yang nilainya sama tinggi. Jadi sekarang mah bukan cuma pembeli yang bisa blacklist, dan bukan cuma penjual juga yang bisa menipu. Semuanya punya kadar yang seimbang.

Saya di Penerbit Harfeey atau di usaha sebelumnya pun sering kali mem-blacklist pembeli yang tidak potensial. Entah itu yang berusaha menipu pembayaran, hit & run, yang sudah komplain marah-marah padahal masalah belum jelas, dlsb. Banyaknya yang saya ignore adalah mereka yang tidak bisa bekerja sama dengan manusia biasa yang rawan salah dengan ketidaksengajaannya. Bukan maksud menolak rejeki, karena saya yakin Tuhan masih punya banyak celah jalannya rejeki dari arah-arah yang lebih baik dan menyamankan hati. Hanya saja saya meminimalisir masalah dengan tidak mau lagi berurusan dengan pembeli-pembeli yang tidak potensial. Sementara untuk pembeli potensial, saya yakin semua penjual yang tau etika berbisnis akan memberikan pelayanan sebaik mungkin sesuai dengan yang dimampunya. Karena sekali lagi, kita adalah partner yang saling membutuhkan. 

Yah, begitulah kira-kira curcolnya penjual, wkwkwk. :P

Rabu, 21 Januari 2015

SALAH KOMPLAIN‬ = Malu-maluin tapi gak minta maaf & masih marah-marah lalu saya abaikan

Capture konfirmasi ordera di inbox FB

- Buku yang saya terima kok salah sih, gak sesuai yang dipesan. Gimana nih pertanggungjawabannya, blablabla! (kemudian apdet status marah-marah nyindir di BBM)
+ Santai saja, Bu. Kalo kesalahan dari pihak kami pasti kami tanggung jawab, kok. Kalo komplain itu infokan nama biar bisa ditindaklanjuti.
- Nama ABC. Saya tuh blablabla! (marah-marah lagi)
+ (Kemudian saya searching di inbox FB, nyari pesan yang isinya konfirmasian transfer & orderan orang tersebut karena di list orderan saya buku yang tertera sesuai dengan yang dikirim. Ternyata bener, di inbox konfirmasian pun judul bukunya gak ada yang salah seperti yang dikomplainkan. Lalu saya capture dan kirim ke inbox FB orang itu.)
- Itu sih konfirmasi sms saya yang pertama! Konfirmasi sms revisi yang kedua malah gak Anda capture. Blablabla! (Intinya nuduh kalo saya nyari selamet alias gak mau tanggung jawab)
+ SMS pertama yang mana? Ini saya capture dari inbox FB. Dan hasil pencarian dengan kata kunci nama itu pun cuma ada satu, yang saya capture ini.
- Udah deh tanya aja tuh sama XYZ, dia paham kok Anda gak paham sih. Kirimin tuh buku X-nya ke saya blablabla!
+ Kesalahan ini bukan dari pihak saya karena saya sudah kirim orderan sesuai dengan yang dikonfirmasikan. Jadi saya tidak bisa kalo harus dimintai pertanggungjawaban.
- Astaghfirullah! (Entah kenapa walopun orang ini nyebut, saya bacanya justru sebel. Udah saya gak salah, dia yang marah-marah, idih)
+ Lha, kalo kesalahan di pihak saya sih sudah pasti saya akan tanggungjawab. Saya gak mungkin mau ribet-ribet begini apalagi gak capture konfirm revisian seperti yang dituduhkan. Lihat aja di capture gambar itu, total hasil pencarian cuma ada 1 untuk nama Anda, itu artinya memang cuma ada 1 konfirmasian yang saya terima. Di mana salah saya yang gak bisa/mau tanggung jawabkan kesalahan yang letaknya bukan di saya???
- Terserahlah! Saya akan tetep kirim buku yang salah ini ke XYZ blablabla!

Sms-nya gak saya baca lagi, langsung hapus. Sebel sama orang kayak gini. Kalopun iya saya salah, apa susahnya dia gak marah-marah. Namanya juga interaksi sama makhluk bumi, bukan sama Malaikat yang gak pernah salah. Apalagi barang yang katanya dia salah itu harganya lebih mahal dari yang dia sebutin sebagai yang benernya, jadi kalo dia transfernya sesuai dengan barang yang dia inginkan itu ya harusnya saya yang berhak marah-marah karena saya yang RUGI. Di foto resinya yang ada di inbox konfirmasian gak bisa keliatan jelas jumlah transfernya berapa karena fotonya burem.

Sebelumnya dia ngaku-ngaku kalo transfer ongkirnya untuk JNE, padahal SUMPAH saya gak pernah kasih ongkir JNE karena selain ongkirnya mahal-mahal & males gak punya file data ongkirnya (jadi harus ribet cek di web), juga karena JNE tempatnya jauh. So, kalo pun ada yang minta kirim pake JNE biasanya saya tolak, apalagi ini yang pre order (pake JNE, Pos, Wahana, Pahala, Dakota, atau apa pun ya sama aja kirimnya masih lama setelah barang ready stok). Dia bilang gitu setelah marah-marah bukunya udah 10 hari gak nyampe-nyampe. PADAHAL ternyata buku sudah dikirim kurir ke rumahnya sejak tanggal 17 tapi itu orang gak ada di rumah alias rumahnya kosong (jangan salahkan saya kenapa kurirnya gak sms padahal di paket pun saya sertakan nomor HP).

Kata Mbak XYZ-nya juga dia marah-marah di BBM, Mbak XYZ sampe kesel. Dan Mbak XYZ juga bilang nomor orang itu langsung diblokir aja. Hmfhhh~~~

Pemerannya ada 3:
+ Saya (penjual/pengirim paket)
- Orang itu (pembeli/yang komplain marah-marah)
= XYZ (perantara orderan)

#Curhat #Blokir #Blacklist :v

Kamis, 15 Januari 2015

Yang TIDAK Saya Suka dari Mamah Dedeh

Padahal kerjaan lagi banyak (pst, cita-cita buat istirahat total selama Januari ternyata GATOT xD), tapi saya nyuri waktu buat ngisi blog ini sebelum diambil alih sama sekawanan laba-laba.

To the point. Mayoritas keluarga saya sangat suka nonton acara ceramah Mamah Dedeh. Secara keseluruhan pun saya pribadi lumayan suka, walau kadang saya ngerasa sensi sendiri tiap beliau berbicara/menanggapi pertanyaan dengan kesan menganggap remeh perasaan orang lain. Karena saya pikir tidak semua orang bisa dipaksakan "memakai baju" beliau.

Salah satu yang paling tidak saya suka adalah, setiap kali mendapat pertanyaan tentang (intinya) harus bagaimana seorang istri yang suaminya selingkuh. Beberapa kali saya cukup sering menonton acara beliau dengan pembahasan tersebut, dan jawaban beliau masih tetap serupa; si istri harus introspeksi diri, jangan-jangan "service-nya" selama ini kurang, mana mungkin suami "jajan" di luar kalo istrinya sudah melayani dengan baik, blablabla. Kalo baru sekali (selingkuhnya) ya maafin aja, kasih kesempatan buat berubah, blablabla."
kidsklik.com
Menurut saya, istri yang sudah menjadi korban perselingkuhan malah seolah didesak untuk juga menjadi penyebab/biang masalah dari terjadinya perselingkuhan si suami. Ooo... apa pun alasannya, entah itu istri gak/kurang becus di ranjang, di akhlak, di ngurus anak, dlsb, gak bisa dijadikan alasan untuk melegalitas praktik perselingkuhan. Tugas suami adalah membimbing istri untuk menjadi baik, bukan mencari yang dirasa lebih baik ketika istri sedang dalam proses tertatih-tatih menuju sana dan belum berhasil. Jika memang si suami sudah "angkat tangan" dengan segala kekurangan istri yang dirasanya sulit untuk diarahkan lagi, CERAIKAN saja! jangan DISELINGKUHIN!!! (Emosi dosis maksimal)

Saya pribadi sepertinya merasa bisa untuk memaafkan apa pun kesalahan suami saya (coming soon :P), kecuali SELINGKUH. Saya pasti akan merasa (maaf) sangat jijik padanya. Raga dan hatinya pernah (atau masih) terbagi dengan wanita lain. Itu sangat-sangat (menurut saya) tidak bisa ditoleransi.

Stay with me. Or leave me if you can't loyal.

Tapi ada juga satu dari sekian ceramah Mamah Dedeh yang paling saya suka dan selalu saya ingat sebagai definisi sabar teradil yang pernah saya dapatkan; jika ada yang menoyor kepalamu, jangan DIAM dan menerima begitu saja. Tapi TEPIS tangan si penoyor, peringatkan dengan keras padanya bahwa kamu merasa sakit dan tidak suka diperlakukan seperti itu. Karena menurut saya pun, yang hanya diam dan pasrah saat dianiaya bukanlah orang yang sabar, hanya saja orang yang tidak bisa marah. Orang sabar adalah orang yang bisa mengelola kemarahannya dengan baik.

Minggu, 11 Januari 2015

Tarif Cetak Buku Satuan, Murah Berkualitas (Boleh Campur Judul)

Salam. Kami dari CV Harfeey ingin menawarkan kerjasama cetak buku POD pada penerbit. Yang membedakan cetak di kami dengan di tempat lain adalah, kami menerima cetak minimal 100 buku dengan judul campur. Dengan kata lain, dalam 100 buku itu boleh terdapat lebih dari 1 judul buku dengan jumlah halaman yang tidak terbatas. Misal, penerbit ingin mencetak judul A dengan jumlah halaman 150 sebanyak 10 buku, judul B 120 halaman sebanyak 50 buku, dst sampai minimal 100 buku. Asalkan ukuran bukunya sama, yakni A5. Untuk tarifnya pun cukup terjangkau dan hitungannya perhalaman. Jenis kertas cover ivory 260 gr, laminasi glossy/doff, kertas isi bookpaper 70 gr, binding lem panas.

Cetak 100 - 200 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp6.000,-/eksemplar
- Isi: Rp60,-/halaman

Cetak 201 - 300 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp5.800,-/eksemplar
- Isi: Rp58,-/halaman

Cetak 301 - 400 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp5.500,-/eksemplar
- Isi: Rp55,-/halaman

Cetak 401 - 500 eksemplar
- Cover + finishing (binding & wraping): Rp5.000,-/eksemplar
- Isi: Rp50,-/halaman

Cetak >501 eksemplar
Bisa nego langsung! :)
Untuk menghemat ongkos kirim, kami juga bersedia membantu penerbit untuk mengirimkan pesanan buku-buku yang mungkin sebelumnya sudah di-pre order yang akan kami kirimkan dari Jogja ke masing-masing alamat para pengorder. Untuk jasa pengiriman ini kami kenakan tarif Rp50.000,- saja persekali periode pengiriman. Tarif tersebut sudah mencakup biaya pembungkus, lakban, jasa bungkus, dan jasa kirim. Namun jika sudah selesai kirim untuk pesanan pre order, kami tidak menerima jasa dropship. Dengan kata lain, sisa buku akan dikirim ke alamat penerbit dengan ongkos kirim ditanggung penerbit (boleh menggunakan ekspedisi apa pun yang sekiranya dianggap paling terjangkau).
Demikin penawaran dari kami. Jika berminat, silakan penerbit menghubungi via sms 087773000454 atau pin BB 7D0FCF1D (Ari Harfeey). Terima kasih dan kami tunggu responnya. Wassalam.

*PS: Kami juga menyediakan jasa pembuatan logo & desain cover keren + berkualitas dengan tarif 150 ribu/desain
© Born to be "Antagonis" 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis