Rabu, 21 Agustus 2013

Customer Online pun Tidak Sedikit yang Penipu


Kebanyakan orang mungkin lebih familiar dengan kasus-kasus penipuan di perniagaan online, yang dilakukan oleh pihak OLShop-nya. Padahal tidak jarang juga customer yang menipu. Berikut saya ambil contoh langsung yang baru saja HAMPIR terjadi sama Harfeey.


Hari Senin kemarin ada 2 orang yang mengaku sudah transfer uang untuk pembelian buku. Yang pertama sebut saja A, dia mengaku sudah transfer 100ribu untuk pembelian buku paket promo 3 buku gratis ongkir. Yang kedua sebut saja B, mengaku sudah transfer 45ribu untuk pembelian 1 buku + ongkir ke NTB. Saya langsung membungkus paket mereka dan mengirimkannya bersama belasan paket lain yang sudah diorder sejak Harfeey libur Lebaran.



Biasanya saya memang tidak pernah meminta bukti scan/foto resi transfer dari pembeli, hanya bedasarkan rasa percaya saya saja. Tapi kebetulan kemarin saya cek saldo ATM setelah saya mengirimkan paket ke Pos. Saya masih menyimpan resi transaksi penarikan terakhir saya di ATM, di sana tercetak info kalo nominal terakhir dari saldo yang ada di ATM saya adalah 520ribu lebih sekian ratus rupiah. Tapi yang anehnya pas saya cek saldo lagi, yang seharusnya jika benar sudah ditambah transferan 100ribu dan 46ribu itu menjadi 660ribu lebih, ini malah hanya 606ribu. Jadi siapa yang belum transfer?





Semula teman saya curiganya kalo cust B yang belum transfer, tapi setelah saya hitung seandainya si cust A yang sudah transfer, harusnya saldo nominal akhir di ATM saya itu lebih dari 620ribu. Untuk itu saya perlu membuktikannya. Dengan alasan untuk pendataan akhirnya saya meminta kedua customer tersebut untuk mengirimkan mms foto bukti resi pengirimannya. Cust B langsung mengirimkan mms dengan sukses. Sementara si cust A saat diminta mms-kan resi pada jam 3 sore lebih dia bilang belum bisa kirimkan foto resi, karena yang transfer adalah Bapaknya yang saat itu belum pulang kerja. Saya mencoba untuk tetap husnudzon dan memaklumi dengan mengatakan kalo mms saya tunggu sorenya. Sore tidak ada sms apalagi mms yang masuk, akhirnya malam sekitar jam 7 lebih saya kembali sms si cust A dengan meminta mms foto resi. Kali ini dia beralasan kalo dia sudah coba kirim mms tapi gagal terus, saya masih coba buat berbaik sangka dan memintanya untuk meng-upload-nya saja ke FB Penerbit Harfeey. Dia masih beralasan katanya baik mms maupun upload ke FB tetap tidak bisa, saya katakan mustahil karena barusan saja cust B dan cust2 lainnya selalu bisa sukses mms ke saya. Saya minta dia buat pinjam HP teman or sodara untuk kirim mms, si cust A ini pun beralasan lagi kalo tetap gagal mms ataupun upload ke FB setelah pake HP Bapak & Ibunya sekalipun. Di sini kecurigaan saya mulai tumbuh. Lalu saya minta dia sms-kan nomor resi transaksinya, sekadar untuk ngetesst. Dan benar saja, dia kirim nomor panjang dan aneh. Saya tanya ini nomor apa panjang banget, tidak direspon.



Banyaknya alasan si cust A untuk tidak bisa mengirimkan mms ini akhirnya membuat saya memberanikan diri untuk menggertak dia. Saya katakan kalo biasanya saya tidak pernah meminta bukti resi transfer karena saya mencoba percaya saja pada semua cust saya yang belum tentu paham kalo saya haruskan untuk mms bukti setiap ada yang order, tapi kali ini saya minta karena kebetulan saya cek saldo dan tidak sesuai dengan nominal yang seharusnya. Jadi saya meminta dia dengan sangat untuk men-scan resi-nya dan pergi ke warnet atau manapun untuk menghilangkan kecurigaan saya. Namun hingga paginya sms saya itu tidak direspon.



Paginya sekitar jam setengah 9, saya mengirim sms pada petugas Pos kopma yang kebetulan sudah cukup akrab dengan saya, untuk men-cancel pengiriman paket saya kemarin sore yang atas nama Dwi xxx tujuan Tangerang. Alhamdulillahnya paket belum diangkut oleh mobil Pos, tapi katanya ongkos kirim tidak bisa kembali (itu gak masalah bagi saya). Untuk lebih membuktikan lagi, saya pun pergi ke Bank tempat saya membuka tabungan untuk menge-print kartu tabungan saya, supaya terlihat siapa saja yang Senin kemarin melakukan transfer ke rekening saya. Dan di sana terbukti jelas, bahwa si cust A yang mengaku bernama Dwi xxxx (nama disamarkan) domisili di Tangerang dengan no HP 08569149429x, telah MENIPU dengan berpura-pura sudah tranfer dan berbagai alasan lainnya, ternyata setelah dibuktikan di print tabungan saya bahwa hari Senin kemarin hanya ada 1 transferan yang masuk senilai 46ribu dari cust B di NTB.



Jujur saya kecewa dan marah pada orang yang sudah dipercaya tapi malah khianat, meski ini bukan yang pertama kalinya karena setahun lalu juga pernah ada yang mengaku sudah transfer tapi kebetulan saya cek saldo transferannya tidak ada (yang akhirnya dengan tanpa dosa dia bilang tadi gak sempet jadi transfer karena blablabla. Anehnya kok pas konfirmasi dia bilang "BARUSAN UDAH TRANSFER". Emang dasar mental penipu, saya "OK"-in dan bilang barang mau dikirim malah diem aja, baru pas bilang kalo transferan gak ada yang masuk dia baru ngaku belum transfer. Setelahnya dia bilang mau langganan order, tapi SORRY saya udah blacklist orang macam itu--kejadian tahun 2012). Saya kirim sms ke si cust A sang penipu itu dengan menginfokan kalau saya sudah print kartu tabungan saya dan tidak ada transferan dari dia, saya katakan juga kalau bentuk penipuan sekecil apa pun akan tetap bernilai dosa. Dan seperti yang sudah saya duga, sms saya tidak direspon (lagi).



Kalau dulu saya hanya mengandalkan kepercayaan dan hitung-hitungan manual untuk membuktikan seseorang benar sudah transfer atau belum (misal, saldo terakhir saya 25ribu dan jika ada yang menginfokan sudah transfer 5ribu maka saya catat kalo saldo saya harusnya ada 30ribu untuk saya cek kalau ada kesempatan ke ATM, tapi alhamdulillah malah seringnya saldo yang ada jauh lebih banyak dari perkiraan hitungan saya--mungkin dapet bonus dari bank atau penransfer), sekarang dengan terpaksa saya harus "merepotkan" customer untuk berkenan mengirimkan foto bukti resi transfernya. Karena sebagai penjual pun saya selalu menginfokan nomor resi paket setelah saya kirimkan sebagai bukti pada cust, dan jika saya lupa belum sms atau sms saya tidak masuk ke cust sementara kertas resi sudah tidak saya simpan (bisa jadi hilang, terbuang, dll), maka saya akan menggantinya dengan mengirimkn paket baru secara gratis kalau sampai paket pertama tidak sampai ke tangan pembeli (karena komplain ke ekspedisi tanpa bukti resi tidak akan direspon), sedangkan untuk paket yang nomor resinya sudah saya infokan pada cust itu berarti tanggungjawab saya sebagai penjual sudah selesai.



Semoga bisa menjadi pelajaran, saya yakin masih jauh lebih banyak orang yang amanah dalam transaksi perniagaan.


Kronologis bisa cek di sini dan di sini. Harap baca ke kolom koment-koment-nya juga, ya. Karena di sana ada banyak update-an terbaru tentang kasus ini, termasuk "permintaan maaf" lucunya yang bisa dilihat juga di sini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PS:
Berhubung saran teman gak perlu menutup identitas si penipu (untuk menimbulkan efek jera--termasuk bagi calon penipu), namanya adalah Dwi Sukmo Istiyowati (bisa searching di FB juga). No HP yang digunakan waktu njajal nipu saya itu 085691494295 dengan alamat pengiriman yang diinfokannya di Pondok Maharta Blok D1 No. 22 Rt/Rw 8/11 Pondok Kacang Timur Ciputat Tangerang Selatan.

Dan setelah saya kirim sms ancaman karena geram dia gak ada minta maaf sama sekali setelah kebongkar kedok penipuannya, akhirnya dia balas sms saya pada satu hari berikutnya setelah saya print kartu tabungan. Dia bilangnya gak maksud nipu (ya, karena ketauan duluan) cuma bilangnya bapak dia salah transfer ke rekening lain (dikiranya saya bego dan mau percaya?! salah transfer masa ada resinya, yang pastinya harusnya ada nama rekening si penerimanya juga! Penipu abal-abal, oon, nipu gak pake riset dulu!) dan bilang maaf udah ngerepotin! Banget2, dia menguras waktu, tenaga, pikiran, dan emosi saya! Saya tanya kalo bukan nipu, kenapa dia pura2 udah transfer dan pura2 udah ada resi (tapi susah kirim mms dan upload di FB), gak dijawab. Saya juga tanya kalo bukan mau nipu, kenapa sms2 saya setelah malam itu terakhr dia kirim sms no resi transfer ngawur acakadut gak ada yang dibalas, dia beralasan karena kerja. LUCU, emangnya dia kerja di zaman kompeni sampe 24 jam nonstop?! Anehnya kok hari ini setelah diancam mau dilaporin polisi atau didatangin langsung rumahnya (karena sodara saya banyak di Tangerang), dia bisa tuh sms di jam kerja (dia kerja jadi GURU TK). Finally, saya minta dia buat HARUS kirim bukti resi yang kemarin2 dia bilang sudah ada di dia (kalo beneran ada) kalo memang dia bukan pecundang. Dan apa responnya? "Ya, saya memang pecundang." Itu isi respon sms-nya. Jiiis!!!

Saya paksa dia buat bikin surat permintaan maaf terbuka, dia menyanggupi. Saya maunya dia posting di status FB dia (ternyata dia sudah berteman di FB pribadi saya sejak 2011, tapi memang gak pernah interaksi sebelumnya. Yang pasti friendlist-nya kebanyakan penulis), tapi dia malah posting di wall acara promo paket buku Harfeey yang saya buat. Postingannya pun tetap bias, dia keukeuh tidak mau blak-blakan ngaku "YA, SAYA PENIPU". Bikin enek dan emosi. Setelah itu dia malah BLOKIR FB saya setelah saya bilang kalo kasus ini sudah saya broadcash ke banyak grup dan juga saya tulis di blog saya.

Banyak yang kemudian menuding saya terlalu gegabah men-judge Si DWI SUKMO ISTIYOWATI ini sebagai penipu. Saya persilakan mereka melihat bagaimana saya BERJUANG sendiri untuk membuktikan pada diri saya kalo si pecundang itu bukan penipu (lihat tulisan di atas yang di-bold), bagaimana saya mencoba tabayyun berkepanjangan tapi malah itu orang yang terkesan mengentengkan. Bahkan yang paling bikin muak adalah dia DIAM saja saat udah jelas2 ketauan nipu. Bener2 gak punya otak, hati, dan nol besar etika.

Jahat banget buat orang yang NIPU sama orang yang jelas-jelas harus banting tulang, meras keringet, merah otak, biar bisa makan dan hidup di perantauan. ALLAH TIDAK TIDUR dan akan membalas dengan balasan yang layak.

------------------------------------------------------------------
Di bawah ada koment nyinyir pake "Anonymous". Tulisannya "rapi" banget, mengesankan dia bukan orang yang sembarangan dalam pemahaman tentang EyD. Overall, saya tau siapa dan dari mana dia. Tapi karena enek bercampur jijik, saya remove koment sampahnya dari "rumah" saya.

3 Tanggapan:

  1. Ya ampuun ... ada saja ya. Semoga tak terulang lagi. Lain kali harus minta bukti transfer dek

    BalasHapus
  2. Iya, Mbak. Pukul rata anggapan kalo semua cust itu baik ternyata gak baik juga. Dalam bisnis emang "haram" percaya 100%. -_-"

    BalasHapus
  3. Wkwkk.... orang bego yang cemen ikut ngemeng tapi gak berani nunjukkin jadi diri! Belajar cara bediri aja dulu sono gih sama emak elu sebelum ngemeng sok ngajarin orang, belajar gimana caranya jadi orang GENTLE ya, Meng. NGEMENG. Wkwkwk. WAGU!
    Lu ini salah satu cust PHP HIT N RUN PASTI, makanya SEWOT kasusnya diangkat, tapi GAK PUNYA NYALI kalo musti ngemeng sambil nunjukkin MUKA. Cuih.

    BalasHapus

Respon koment akan disesuaikan dengan isi koment. No SPAM, RASIS, HUJATAN, dsj. Merci.... :)

© Born to be "Antagonis" 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis