Senin, 01 Juli 2013

Candi Sambisari; Pesona yang Tersembunyi

13510882631664979595
Candi Sambisari tampak depan

Candi Sambisari menjadi satu dari sekian candi yang menghiasi ranah istimewa tempat saya menciduk literan ilmu; Yogyakarta. Meski bangunannya tidak dapat dikategorikan besar, karena hanya memiliki satu bangunan candi utama yang kira-kira berukuran tidak lebih dari 10 x 10 meter, namun pesona candi yang terletak di dalam area perkampungan daerah Kalasan-Sleman ini tidak kalah saing dengan panorama yang saya dapat ketika mengunjungi candi-candi yang sudah memiliki nama seperti Prambanan dan Borobudur.

 
Hanya saja yang patut disayangkan adalah keberadaan candi ini yang seolah tersembunyi atau bahkan tertimbun tanah, sehingga sulit untuk diketahui keberadaannya. Bahkan Dudull --teman saya--yang selama hampir dua tahun terakhir ini bolak-balik area tersebut saat hendak berangkat dan pulang kuliah (karena kebetulan rumah kakaknya juga berada di daerah Kalasan) saja baru “ngeh” akan keberadaan candi yang entah sejak kapan menjulang di dasar tanah itu baru-baru ini. Karena memang candi Sambisari ini terletak di bawah tanah. Bangunannya seperti mirip lapangan di dalam sebuah gelanggang stadion. Di mana candi tersebut berada di bawah, dengan undakan-undakan tangga terbuat dari batu yang mengelilinginya dapat digunakan sebagai titian untuk mencapai bangunan yang “dikawal” oleh tiga bangunan candi kecil pada bagian depan kanan, tengah, dan kirinya yang nampak cukup rusak parah akibat terjangan gempa yang sempat melanda kawasan Yogyakarta.
1351089260402214175
Candi Sambisari tampak atas
Dengan harga tiket masuk hanya sebesar Rp1.000,- untuk anak-anak dan Rp2.000,- untuk orang dewasa, kita sudah dapat menikmati fasilitas alam eksotik yang tersaji alami di kawasan candi yang meski memiliki bangunan kecil, namun taman atau halaman yang menyertainya bisa dikatakan sangat luas untuk ukuran candi “invisible“. Pantas saja jika kawasan objek wisata yang tidak ramai pengunjung ini juga dimanfaatkan untuk olahraga lari, di samping tetap menjadi studio foto gratis bagi para pengunjung yang rata-rata atau bahkan mayoritas, karena saat hari Senin sore kemarin saya bertandang ke sana para pengunjungnya didominasi remaja, baik laki-laki maupun perempuan
13510912081438902019
Candi Sambisari tampak samping
13510908711966274762
Undakan tangga batu menuju Candi Sambisari
Setelah menuruni undakan tangga, saya harus berjalan lagi guna mencapai pintu tanpa palang kedua yang juga terbuat dari batu yang dihiasi rerimbunan rumput liar di kiri dan kanannya. Setelah melewatinya, saya masih harus berjalan melintasi taman dan ketiga candi kecil yang saya ibaratkan bertindak sebagai tameng atau mungkin juga penerima tamu, untuk bisa sampai ke pintu ketiga yang terletak pada candi utama.
1351090993468673141
Pintu ketiga pada candi utama
Setelah berhasil melangkahkan kaki pada pintu ketiga tersebut, sampailah saya pada pelataran candi yang tidak begitu luas, namun cukup nyaman untuk dikelilingi atau dijadikan sebagai background foto.
13510913742096062102
Pelataran candi utama
Dari sana, hanya berjarak kurang dari dua meter dari pintu ketiga, terlihatlah pintu utama candi yang juga terbuat dari batu. Cukup eksotik dengan ukiran-ukiran dan reliefnya yang juga terdapat di sekeliling dinding candi utama di pelatarannya.
13510916121117706796
Pintu utama Candi Sambisari
Sementara di dalam bangunan candi utamanya sendiri, ketika telah melangkahkan kaki pada pintu utama, mata saya langsung disuguhi pemandangan sebuah undakan batu berbentuk persegi dan di tengahnya terdapat satu batu yang mencuat, yang entah isi dan maksudnya apa. Karena saat masuk untuk dipaksa berpose pun, Dudull yang lelaki tulen saja agak takut karena tempatnya cukup gelap dan terkesan semakin mistis menjelang senja hari. *Eh, tapi dia mah emang penakut, sih :P
13510920361489823127
Batu persegi di dalam candi utama
Setelah merasa cukup untuk mengelilingi candi yang belum pamor ini, karena hari kian senja akhirnya saya memutuskan untuk segera pulang. Tapi sebelum itu, saya sempat mengabadikan pose Dudull bersama panorama senja di Candi Sambisari, yang berhasil terbidik sempurna dari balik lensa kamera handphone Samsung Champ Pink milik saya. :)
1351092331199630796
Senja di Candi Sambisari
Noted: Tulisan serupa ini pernah ditulis di akun kompasiana guna pemenuhan tugas makul Jurnalistik, tapi yang menulis adalah orang yang sama; SAYA SENDIRI! :)

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Respon koment akan disesuaikan dengan isi koment. No SPAM, RASIS, HUJATAN, dsj. Merci.... :)

© Born to be "Antagonis" 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis