Minggu, 16 Juni 2013

Dewasa; Sekarang atau Nanti?

Ini bukan lagi zamannya orang merangkak untuk menggapai kesuksesan. Karena seiring rotasi hidup, segalanya mulai beringsut dari poros. Kesuksesan bukan lagi penjelmaan dari sesosok siput obesitas yang bisa kamu kejar, bahkan hanya dengan melenggang santai. Kini, kamu dituntut untuk berlari, memacu derap kaki. Karena, disadari atau sengaja dilupakan, dunia tidak akan pernah memberi satu detik pun konsekuensi untuk menunggu ketertinggalanmu.
Menggapai cerlang kesuksesan di usia yang relatif muda bukanlah perkara gampang, meski tidak juga dikatakan sulit. Saat mayoritas teman seusiamu masih berkutat dengan hal-hal yang bersifat menghamburkan materi, kamu justru dihadapkan pada satu keputusan yang mengharuskanmu untuk memunguti remah-remah receh, guna memenuhi kebutuhan yang disesuaikan dengan pola hidupmu. Satu hal yang perlu dipatrikan dalam hati; menjadi tua itu suatu kepastian, namun menjadi dewasa itu suatu keputusan. Kamu bisa menentukan, kapan waktu yang sekiranya kamu anggap cocok untuk menggapai cerlang kebintanganmu. Bisa saat di atas usia akhir 20-an, awal 40-an, atau mungkin saat kamu merasa bahwa napasmu tinggal satu-satu. Life is choice.
Tapi, jangan lupakan hal ini, siapa yang bisa menjamin bahwa kamu akan bisa menjejakkan kaki pada usia senja yang sesuai target pendewasaanmu itu? Bagaimana jadinya jika takdir enggan ikut berkoalisi dengan targetmu, dan memutuskan bahwa batang usiamu tercerabut pada pertengahan usia manusia pada umumnya, sementara ragamu belum terpatri pada benak dan dalam jejak apa pun untuk menyalurkan kontribusinya bagi sesama. Hanya terlahir untuk kemudian mati tak berguna.
Gali potensimu sejak dini. Jangan menunggu tua untuk berusaha. Coba bandingkan ini, bagaimana tanggapan khalayak ketika mendapati sesosok anak usia muda belia, yang paling tidak telah cukup mendulang sukses dalam kapasitas dirinya sendiri, dengan sesosok tua renta yang sangat sukses di penghujung usianya. Tentu berbagai pujian, simpatik, dan rasa kagum akan jauh lebih banyak terkucur pada si anak muda. Karena apa? Karena dia berbeda. Berani melawan arus, saat yang lain masih nyaman berkutat dalam hangatnya selimut kumal.
Mengutip sabda Rasulullah SAW : “Berbedalah kamu dari yang lain, agar kamu jadi pusat perhatian.”
Berbeda di sini, tentunya dalam koridor positif. Berlian di antara bebatuan tentu akan jauh lebih mengundang perhatian, bukan? Begitu juga dengan pengusaha muda, yang berani merangsek maju dan bersaing dengan senior-seniornya yang dapat dipastikan berumur di atas kepala tiga. Dia akan menjadi sosok yang tak biasa, dan tentunya mampu mengundang decak kagum.
Di samping itu, kamu juga dapat merasakan kepuasan tersendiri, saat kamu mampu berguna tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekelilingmu. Bahkan, sebanyak apa pun uang yang biasa mengisi dompetmu, akan terasa jauh lebih memuasakan uang atas hasil memerah keringat sendiri, meski hasilnya hanya cukup untuk dijadikan pemenuh kebutuhan sekunder saja.
Aku mengajak kamu, untuk memilih dewasa sejak dini. Karena ingat, dunia tidak akan pernah memaklumi kamu yang tetap tidak mau menentukan pilihan untuk menjadi lebih berguna di usia dini. Jangan takut untuk mencoba, apalagi merasa puas hanya dengan melihat-lihat kesuksesan orang lain dari bawah. Kejar dia, gapai cerlangmu. Buat bangga orangtua dari sekarang.
Mulailah untuk berpikir bahwa kamu terlahir untuk menjadi seorang superior. Bukan sosok yang mudah puas hanya dengan side job sebagai penjaga toko, penjaga warnet, atau hanya penjajak pulsa elektrik di sela kesibukanmu melakoni rutinitas sebagai pelajar/mahasiswa. Berpikirlah, bahwa kamu bisa, dan berhak, untuk mendapatkan yang lebih dari itu.
Hal itu juga yang paling memotivasiku untuk bangkit sejak dini. Menggeliatkan tubuh untuk memunguti kepingan puzzle kesuksesanku yang tercecer. Aku mulai memanfaatkan bakat dan hobiku untuk meraup keuntungan bukan hanya sekedar kepuasan semata, tapi juga materi. Maka, lahirlah “Penerbit Harfeey”, sebuah usaha penerbitan buku indie, yang kubentuk dari hanya bermodal utama satu hal ; TEKAD.

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Respon koment akan disesuaikan dengan isi koment. No SPAM, RASIS, HUJATAN, dsj. Merci.... :)

© Born to be "Antagonis" 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis