Sabtu, 29 Juni 2013

Jangan Remehkan Sudut Pandang

Best of LOL
Barusan saya menemukan share gambar di samping dari salah satu fanpage luar negeri yang saya ikuti. Adrenaline saya pun tertantang untuk turut berkontribusi sebagai penjawab awal, terlebih di sana tertera kalimat yang cukup "menantang" menurut saya: Solve if you are GENIUS!"

Dengan berbekal pengalaman sekardus dalam menjawab soal-soal psikotest yang banyak memuat contoh soal ini --terlebih saat SMA hasil psikotest saya cukup memuaskan dengan menempatkan saya pada taraf orang-orang terpilih untuk ber-IQ superior dengan nilai 128-, lantas saya pun membagikan postingan dari fanpage tersebut sambil dengan PD-nya menuliskan jawaban di kolom tautannya; 12.

Semula saya sudah sangat yakin dengan jawaban saya tersebut, mengingat itu hanyalah soal dengan jawaban yang bisa diperoleh jika kita memahami huruf berima. Sebelum akhirnya ada seorang kawan yang membahas kenapa angka 4-nya tidak ada --sepertinya dia tidak sedang mempermasalahkan jawaban saya yang kurang tepat-. Seketika saya merasa heran. Angka 4? Dan setelah saya melirik pada baris angka di sebelah kiri, barulah saya tau bahwa saya telah jatuh ke dalam "JEBAKAN EINSTEIN!"


Yeah, saya terlalu fokus pada baris angka di sebelah kanan, dengan tanpa mau tau --bahkan melirik sekilas pun tidak- dengan keberadaan angka di baris kiri. Saya merasa dzolim pada mereka. -_- Bagaimana tidak? karena terlalu sibuk memerhatikan "penjelasan" yang diberikan baris kanan, saya mengabaikan "penjelasan" dari baris kiri. Dan karena ketidakpedulian serta ketidakadilan saya dalam memperlakukan baris-baris angka tersebut, akhirnya saya harus mendulang kecewa; jawaban saya salah, meski langsung saya revisi dari 12 menjadi 6 sesaat setelah menyadari keteledoran tersebut.

Ada banyak moral hidup yang dapat kita ambil dari hal yang terbilang cukup sepele ini, di mana seyogyanya sebagai makhluk yang selalu berhadapan dengan pilihan, tidak semestinya kita timpang atau terlalu fokus pada satu sudut pandang. Dan itu berlaku ketika kita dihadapkan pada satu realita yang mengharuskan kita berada dalam posisi "pengadil". Jika kita ingin memberikan penilaian yang obyektif, maka seharusnya kita melihat dan/atau mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh kedua belah pihak, bukan hanya salah satunya saja.

Sebagai contoh kasus, kadang kita terlalu sering berada di pihak yang salah saat ada 2 orang/kelompok yang berseteru, hanya karena kita telah terlanjur "termakan" penjelasan salah satu pihak terlebih dahulu, sehingga sudah merasa cukup tau permasalahannya dengan tanpa mau mendengarkan penjelasan dari pihak lainnya. Padahal sudah barang tentu, dalam setiap perselisihan, masing-masing pihak selalu merasa dan memiliki pembenaran akan diri/pihaknya sendiri. Di situlah seharusnya posisi kita berada, sebagai penengah yang mau menyatukan kedua persepsi/keterangan, untuk kemudian menemukan benang merah sebagai jalan keluar dari permasalahannya.

Jangan sampai kita lupa kalau setiap orang --sekalipun yang paling membenci/dibenci kita- juga memiliki nilai plus, hanya karena kita terlalu sibuk mengamatinya dari sisi minus. :)

13 Tanggapan:

  1. 3=9. dan memang setiap orang memiliki sudaut pandang yg berbeda, dan energi positif kita akan membuat sudut pandang kita berbeda dan membahagiakan

    BalasHapus
  2. Ahaha... Iya, jawabannya 6. Saya dari awal sudah nyadar sih kalo 4-nya hilang.

    BalasHapus
  3. 空キセノ: Kalo saya terlalu fokus ke angka yang jadi soal, Mbak. Hehe. Pembelajaran yang bagus untuk bersikap nggak timpang dalam memberikan penilaian. :)

    BalasHapus
  4. Rusydi Hikmawan: Yup, melihat dari kedua sudut memang jauh lebih baik. :) BTW, tapi jawabannya 3=6 loh, Pak. Hehehe. Mudahnya untuk menjawab soal baris kanan itu dengan mengalikan angka di balik kiri. 8x7 7x6 6x5 5x4 4x3 3x2

    空キセノ: Kalo saya terlalu fokus ke angka yang jadi soal, Mbak. Hehe. Pembelajaran yang bagus untuk bersikap nggak timpang dalam memberikan penilaian. :)

    BalasHapus
  5. oww, saya juga ga ngerti tuh caranya. kenapa bisa gitu? apakah ada pola bilangan sendiri untuk contoh tadi?
    kenapa angka 4 nya ga ada?

    *kebanyakan nanya

    salam kenal mak.

    BalasHapus
  6. quinie: Angka 4 emang sengaja ditiadakan sebagai pengecoh, Mak. Buktinya saya aja terkecoh, hehehe. Rumus perhitungannya kalo lihat dari baris kiri, bisa dikalikan dengan angka yang ada di bawahnya. Tapi kalo fokus ke angka di baris kanan, bisa gunakan rumus pengurangan berima.

    Salam kenal juga. :)

    BalasHapus
  7. btw blognya lucuuu *salah fokus

    BalasHapus
  8. Soal yang unik ya. Tadinya saya mau jawab 9 :D

    Btw ... ini linknya: http://mugniarm.blogspot.com/2013/05/ict-uso-expo-2013-untuk-pemberdayaan.html

    BalasHapus
  9. @Catatanemak: Gak apanya, Mak? Hehe. :)

    BalasHapus
  10. @Suria riza: Huehehe, klik di ratingnya dong. Wkwk. :)

    BalasHapus
  11. @Mugniar: Wah, kok banyak juga yang jawab 9, hitunganya sih gimana? :D
    Oh, kemaren udah searc di blognya sih, hehe. Jadi udah baca semua episodenya. :) Selamat ya, Mbak.

    BalasHapus

Respon koment akan disesuaikan dengan isi koment. No SPAM, RASIS, HUJATAN, dsj. Merci.... :)

© Born to be "Antagonis" 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis