Sabtu, 16 November 2013

Dia Berdua

Kali pertama memiliki, berbentuk gemulai lekuk biola. Mengalunkan gita-gita suara sama, namun ternikmat menyamankan di indera pendengar dan perasaku ; hati. Aku memainkannya dalam satu kondisi yang kusesuaikan dengan suasana hati. Terkadang menyepi dalam balutan ruang kamar yang redup, hanya berteman lampu pijar dan alunannya yang mendamaikan. Lain keadaan, aku meliukkan tubuh, berputar selawanan arah jarum pada penunjuk waktu, sembari menggenggamnya erat.

Tak jarang ia berhenti sendiri. Meregang nyawa dan kadang meminta pensiun dini untuk menemani sepi-happy hariku. Aku tak lantas melemparnya bersama setumpukkan barang bekas di pojokan gudang, ia tetap kuletakkan nyaman pada tempat di mana ia kerap menyamankanku selama ini.

Aku tak mau terpusing-pusing untuk mencari celah agar ia dapat hidup kembali, dengan praktis, aku lebih memilih untuk menggandeng penggantinya yang lain, guna menepis kegalauan masa puberku. Kali ini si manis lentik piano yang berhasil menggagahi dan mengakuisisi atas kenyamanan hatiku dengan alunannya. Setiap dentangan yang ia dendangkan, sama persis, tanpa cela, seperti biolaku terlampau. Kembali, aku menikmati sensasi mendamaikan itu dalam wujud ia yang lain.

Dua alat musik itu, yang tentunya hanya mampu terjamah oleh tangan-tangan panjang menengah ke atas, buktinya mampu meregukkan bercawan madu pada kisah remajaku. Meski wujud asli mereka, masih menjadi misteri bagi gadis mungil seusiaku ketika itu.

Aku mengakrabi dia berdua, dalam miniatur berupa kotak musik cantik yang kubeli seharga Rp4.000,-, sisa menyisihkan mati-matian uang jajan yang jumlah aslinya saja sudah memprihatinkan. Namun begitu, alunan setia yang kerap menyertai melodi dendam dan banggaku tersebut, serupa mampu melunasi setiap hutang yang sulit terbayarkan. Dia berdua; mendamaikan.

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Respon koment akan disesuaikan dengan isi koment. No SPAM, RASIS, HUJATAN, dsj. Merci.... :)

© Born to be "Antagonis" 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis